Wednesday, December 21, 2011

BALITBANGDA PROVINSI JAMBI SEDANG SIAPKAN CABAI ORGANIK UNGGULAN JAMBI (KAJI TERAP PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN CABAI)



Hingga saat ini pengembangan budidaya tanaman cabai merah masih mengandalkan tingginya penggunaan pestisida dan pupuk sintetik (an-organik) yang memberikan dampak negatif baik bagi lingkungan maupun pada hasil panen. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, perlu dikembangkan teknik budidaya tanaman cabai secara organik.
Untuk itu Balitbangda Provinsi Jambi bekerja sama dengan Universitas Jambi mengadakan kaji terap pengembangan cabai organik. Hasil yang diharapkan dari kaji terap ini yaitu dihasilkannya cabai yang besar, panjang, berwarna merah, pedas dan tentu saja tanaman cabai yang tahan dari hama penyakit.
Salah satu teknik budidaya tanaman cabai secara organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan agensia antagonis dan interaksinya dengan agen biokontrol. Dalam hal ini akan diterapkan aplikasi Larutan MOL Keong Mas dan Trichoderma sp. sehingga akan diperoleh tanaman cabai merah yang tahan terhadap berbagai penyakit dan sekaligus tahan terhadap serangan hama yang berada di areal pertanaman cabai, serta sekaligus mendukung tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal.
Kaji terap ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 dengan waktu tanam bulan Oktober 2011 dan akan dipanen pada bulan Januari 2012 yang akan dipanen langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Jambi. Kajian ini menunjukkan antara budidaya organik dan an-organik tidak jauh berbeda biaya produksi yang dikeluarkan akan tetapi hasil panen pada budidaya organik lebih sehat karena tidak ada penggunaan pestisida ataupun pupuk kimia lainnya.
Pengembangan cabai secara organik berpeluang untuk dikembangkan di Provinsi Jambi dengan memilih Kabupaten Merangin tepatnya di Kecamatan Jangkat dan Lembah Masurai. Peluang tersebut didukung potensi lahan dan agroklimat yang kondusif serta permintaan pasar cukup tinggi.
Tanaman cabai merah komersil yang disukai masyarakat Jambi yaitu cabai dengan karakter pedas, besar, keriting dan berdaya hasil tinggi. Sayangnya belum ada yang mengembangkan secara optimal baik secara nasional maupun untuk wilayah Jambi pada khususnya. Tanaman cabai merah komersil dengan karakter tersebut di atas dapat diperoleh dengan menyeleksi berbagai macam kultivar cabai lokal maupun cabai introduksi adaptif, atau dengan menggabungkan beberapa karakter genetik cabai lokal seperti: rasa pedas pada cabai rawit, besar keriting pada cabai keriting Laris dan warna merah terang pada cabai Jatilaba atau Hot Beauty.
Metode ini selain berpotensi untuk mendapatkan tanaman cabai merah tahan penyakit dan sekaligus tahan terhadap patogen lainnya di lapangan, juga secara nyata mendukung kebijakan pertanian berkelanjutan yang aman dan ramah lingkungan.

No comments:

Post a Comment